Untuk Mahassiwa sekalian yang tercinta, di sini penulis mencoba untuk mengklasifikasikan 10 universitas negeri maupun swasta yang terunggul alias terbaik di Indonesia. Melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi merupakan keinginan sebagian besar orang. Bagimereka yang sedang duduk di tingkat akhir Sekolah Menengah Tingkat Atas, menentukan kemana mereka akan melanjutkan studi di jenjang perguruan
tinggi nanti, merupakan pilihan yang gampang-gampang susah. Informasi yang valid lagi akurat tentang profil perguruan tinggi akan melahirkan pilihan yang tepat bagi kita. Berikut ini daftar 10 universitas negeri dan swasta terunggul di Indonesia versi Pusat Data dan Analisa
1. Universitas Indonesia (UI)
Kwartal ketiga tahun lalu, Times Higher Education Supplement (THES), dari Inggris menerbitkan laporan peringkat perguruan tinggi sedunia. Hasilnya, Universitas Indonesia (UI) berada di posisi 250 dari 520 perguruan tinggi terbaik sejagad.
Secara nasional, UI nomor wahid. THES menilai berdasarkan empat factor, yaitu kualitas riset, terserapnya lulusan ke dunia kerja, prestasi internasional, serta kualitas pengajaran. “Ini gambaran kualitas Universitas Indonesia dalam kacamata dunia,” kata Rektor UI Usman Chatib
Warsa. Tak heran jika lima dari 12 fakultas di perguruan tinggi ini selalu dibanjiri pendaftar. Selain Fakultas Ekonomi, juga Fakultas Kedokteran, Hukum, Ilmu Budaya, serta Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Saat ini sekitar 39.000 mahasiswa dalam dan luar negeri yang menuntut ilmu di Universtas Indonesia.
2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
Teknik Informatika, Pertambangan, Perminyakan, Geofisika, dan Kimia merupakan jurusan-jurusan yang menjadi andalan Institut Teknologi Bandung (ITB). Perguruan tinggi ini mengklaim 50 persen mahasiswanya sudah “diijon” perusahaan menjelang mereka lulus. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Adang Surachman menyebutkan bahwa lulusan ITB mendapat cap sebagai bibit unggul. Wajar jika 100 persen lulusannya selalu terserap di dunia kerja. Mahasiswa yang lulus dengan indeks prestasi hanya dua pun, tetap diterima di perusahaan besar.
Meski kesohor sebagai penghasil tukang insinyur paling diminati, hasil survei
PDAT melihat tak semua jurusan ITB nomor wahid. Fakultas Teknik Arsitektur ITB hanya menempati peringkat tiga --kalah dengan Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung yang menempati posisi paling atas dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di posisi kedua.
3. Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta dikenal sebagai kota seribu kampus. Diantara perguruan tinggi itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) memang paling bersinar. Bukan hanya di tingkat propinsi, sinarnya juga mengalahkan perguruan tinggi lain di negeri ini. Beberapa jurusan yang ada di sana adalah yang terbaik. PDAT mendapati, Fakultas Hukum di UGM masih yang terbaik di negeri ini. Persaingan pendaftar untuk bisa diterima di sana tercatat paling ketat dibanding
Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran yang menyusul di bawahnya.
4. Institut Pertanian Bogor (IPB)
Meski mencantumkan label pertanian, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tak hanya berkutat di urusan pangan. Survei yang mereka lakukan sendiri, lebih dari 40 persen lulusannya malah menekuni profesi yang berbeda dengan ilmu yang mereka unduh di bangku kuliah. Misalnya, lulusan Teknologi Pertanian banyak yang bekerja di bank swasta, perusahaan pengembang
perumahan, atau wartawan. Menurut Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Achmad Ansori Mattjik, itu bukan gejala baru. Fenomena itu menunjukkan keunggulan pendidikan di IPB. Perguruan tinggi ini memberikan bekal keahlian khusus kepada masing-masing mahasiswa. Keahlian khusus ini diberi nama program mayor-minor.
Program ini membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil beberapa
mata keahlian (jurusan) yang diminati. Misalnya, seorang mahasiswa Kedokteran
Hewan (mayor) bisa mengambil mata kuliah keahlian Statistik (minor) di Departemen MIPA. Dengan bekal itu, dokter hewan lulusan IPB bisa bekerja
di perusahaan yang memang membutuhkan ahli statistik.
5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Perguruan tinggi ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, 10 Nopember 1957. Usianya relatif muda dibandingkan perguruan-perguruan tinggi negeri terkemuka lainnya. Namun pimpinan ITS malah melihat tingginya semangat para pengajar yang relatif masih muda. “Dari seribu dosen ITS, sekitar 60 persennya berusia 40 hingga 50 tahun dengan gelar Doktor dan Master,” kata rektor Prof. Dr. Mohammad Nuh. Nilai lebih itu mereka tunjukkan
dengan berbagai hasil yang kreatif dan inovatif. Mereka selalu berjaya di kontes robot (maritime challenge) dan pengembangan piranti lunak (software development). Kontes yang digelar setiap tahun ini merupakan upaya ITS memadukan ilmu pengetahuan dengan entertainment. Menurut Mohammad Nuh, institut yang dipimpinnya memang lebih menggenjot ilmu pengetahuan populer. Pendekatan ini dinilai sesuai dengan jiwa anak muda yang senang dengan ilmu populer. Dengan begitu, mahasiswa terpicu untuk mengembangkan diri, karena bidang yang ditekuni memang disukai. “Itu yang membedakan kami dengan kampus-kampus lain,” ujar beliau. Jurusan yang menjadi andalan ITS dan selalu menarik banyak minat diantaranya Teknik Informatika, Elektro, dan industri. Lulusannya, mampu mengisi kebutuhan pasar yang cukup besar. Fakultas Teknologi Kelautan yang terdiri dari Teknik Perkapalan dan Teknik Kelautan menjadi ciri khas sekaligus keunggulan ITS. Sementara fakultas lain di perguruan
tinggi ini secara umum peringkatnya masih berada di bawah perguruan tinggi
negeri lain yang membuka jurusan Teknik, seperti ITB atau UI.
6. Universitas Airlangga (Unair)
Sebuah kabar gembira diterima civitas akademika Universitas Airlangga (Unair), awal Maret lalu. Perguruan tinggi di kota Surabaya itu memenangkan dana hibah kompetitif sebesar US$ 805 ribu (sekitar Rp 7,3
miliar) dari Bank Dunia. Rektor Unair Prof. Dr. Fasich mengatakan, hibah yang mereka peroleh itu menunjukkan kepercayaan lembaga dunia kepada Unair. Universitas itu akan menggunakan dana hibah untuk bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Khususnya untuk mencapai target
menjadi universitas unggulan tahun 2010. Dimana setiap program studi
bakal diperhitungkan di tingkat Asia.
7. Universitas Trisakti
Setiap tahun Fakultas Kedokteran Trisakti tidak pernah sepi peminat. Lebih dari seribu calon mahasiswa bersaing merebut 300 kursi yang tersedia. Menurut Wakil Rektor I Ir. Asri N.I. Adjidarmo MS, jatah 300 kursi itu, 50 diantaranya sudah
dipesan calon mahasiswa dari jiran, Malaysia. “Malaysia meminta lebih tapi
kami hanya bisa memberikan 50 kursi”, kata Asri. Sejak tahun 1998, grafik penerimaan mahasiswa baru di Fakulas Kedokteran, Kedokteran gigi, dan Hukum cenderung meningkat. Asri menduga, gejala itu terkait dengan keberhasilan Trisakti
untuk mencetak lulusan-lulusan berkualitas. Meskipun menurut survey PDAT, Kedokteran Trisaksi menempati peringkat delapan, namun diantara perguruan tinggi swasta peringkat merekalah yang terbaik.
8. Universitas Padjadjaran Bandung
Di usianya yang masuk setengah abad, Universitas Padjadjaran cukup bangga dengan menduduki peringkat papan atas dalam jajaran perguruan tinggi di
tanah air. Hasil riset Majalah SWA tahun 2005, disebutkan Unpad menduduki
peringkat tiga besar. “Artinya Universitas Padjadjaran memiliki posisi yang diminati users dan tidak kalah dibandingkan perguruan tinggi lain di Indonesia,” kata Koordinator Humas Hadi Soeprapto Arifin. Ada beberapa bidang keahlian di Unpad yang paling diminati dalam 10 tahun terakhir. Fakultas Ilmu Komunikasi
jurusan Jurnalistik, Hubungan Masyarakat, dan Manajemen Komunikasi
meraih porsi tertinggi. Sedangkan di Fakultas Ekonomi, porsi itu ditempati
program studi ini, Manajemen, Akuntansi, dan Studi Pembangunan.
9. Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
Sejak 2005, Unika Atma Jaya memperkenalkan sistem penilaian yang disebut Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Dengan satuan kredit ini mahasiswa diwajibkan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di kampus dan paling
sedikit harus mengumpulkan 15 SKP sebagai salah satu syarat kelulusan. “Dalam dunia kerja, ternyata ilmu saja tidak cukup. Kemampuan berkomunikasi, kerjasama
tim, dan leadership, juga sangat menentukan keberhasilan seseorang,” kata rektor Bernadette N. Setiadi, Ph.D.
10. Universitas Diponegoro
Setiap tahun pemerintah Arab Saudi menyediakan “jatah” lowongan 2.000 orang untuk lulusan Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro (Undip). Sayangnya perguruan tinggi negeri kota Semarang ini hanya mampu mengisi sebagain kecil. “Lulusan ilmu keperawatan kami hanya 120 orang setiap tahun. Itu pun tidak semuanya bersedia kerja di Arab Saudi,” kata rektor Prof. Dr. Susilo Wibowo. Secara nasional survey PDAT terhadap program-program studi yang paling diminati, menunjukkan Undip masih menempati posisi lima besar. Sebut saja diantaranya Program Studi Akuntansi, Kedokteran, Sastra Inggris, dan Hukum. Mungkin hanya ini yang dapat penulis paparkan kepada warga HMM yang tercinta, sebagai tambahan wawasan dan informasi tentang universitas- universitas negeri dan swasta unggulan di Indonesia. Sayang, tidak tercantum satupun dari sekian banyak universitas negeri dan swasta yang terdapat di Sumatera Utara.
Bagaimana ini bahhh.....?????
tinggi nanti, merupakan pilihan yang gampang-gampang susah. Informasi yang valid lagi akurat tentang profil perguruan tinggi akan melahirkan pilihan yang tepat bagi kita. Berikut ini daftar 10 universitas negeri dan swasta terunggul di Indonesia versi Pusat Data dan Analisa
1. Universitas Indonesia (UI)
Kwartal ketiga tahun lalu, Times Higher Education Supplement (THES), dari Inggris menerbitkan laporan peringkat perguruan tinggi sedunia. Hasilnya, Universitas Indonesia (UI) berada di posisi 250 dari 520 perguruan tinggi terbaik sejagad.
Secara nasional, UI nomor wahid. THES menilai berdasarkan empat factor, yaitu kualitas riset, terserapnya lulusan ke dunia kerja, prestasi internasional, serta kualitas pengajaran. “Ini gambaran kualitas Universitas Indonesia dalam kacamata dunia,” kata Rektor UI Usman Chatib
Warsa. Tak heran jika lima dari 12 fakultas di perguruan tinggi ini selalu dibanjiri pendaftar. Selain Fakultas Ekonomi, juga Fakultas Kedokteran, Hukum, Ilmu Budaya, serta Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Saat ini sekitar 39.000 mahasiswa dalam dan luar negeri yang menuntut ilmu di Universtas Indonesia.
2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
Teknik Informatika, Pertambangan, Perminyakan, Geofisika, dan Kimia merupakan jurusan-jurusan yang menjadi andalan Institut Teknologi Bandung (ITB). Perguruan tinggi ini mengklaim 50 persen mahasiswanya sudah “diijon” perusahaan menjelang mereka lulus. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Adang Surachman menyebutkan bahwa lulusan ITB mendapat cap sebagai bibit unggul. Wajar jika 100 persen lulusannya selalu terserap di dunia kerja. Mahasiswa yang lulus dengan indeks prestasi hanya dua pun, tetap diterima di perusahaan besar.
Meski kesohor sebagai penghasil tukang insinyur paling diminati, hasil survei
PDAT melihat tak semua jurusan ITB nomor wahid. Fakultas Teknik Arsitektur ITB hanya menempati peringkat tiga --kalah dengan Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung yang menempati posisi paling atas dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di posisi kedua.
3. Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta dikenal sebagai kota seribu kampus. Diantara perguruan tinggi itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) memang paling bersinar. Bukan hanya di tingkat propinsi, sinarnya juga mengalahkan perguruan tinggi lain di negeri ini. Beberapa jurusan yang ada di sana adalah yang terbaik. PDAT mendapati, Fakultas Hukum di UGM masih yang terbaik di negeri ini. Persaingan pendaftar untuk bisa diterima di sana tercatat paling ketat dibanding
Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran yang menyusul di bawahnya.
4. Institut Pertanian Bogor (IPB)
Meski mencantumkan label pertanian, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tak hanya berkutat di urusan pangan. Survei yang mereka lakukan sendiri, lebih dari 40 persen lulusannya malah menekuni profesi yang berbeda dengan ilmu yang mereka unduh di bangku kuliah. Misalnya, lulusan Teknologi Pertanian banyak yang bekerja di bank swasta, perusahaan pengembang
perumahan, atau wartawan. Menurut Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Achmad Ansori Mattjik, itu bukan gejala baru. Fenomena itu menunjukkan keunggulan pendidikan di IPB. Perguruan tinggi ini memberikan bekal keahlian khusus kepada masing-masing mahasiswa. Keahlian khusus ini diberi nama program mayor-minor.
Program ini membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil beberapa
mata keahlian (jurusan) yang diminati. Misalnya, seorang mahasiswa Kedokteran
Hewan (mayor) bisa mengambil mata kuliah keahlian Statistik (minor) di Departemen MIPA. Dengan bekal itu, dokter hewan lulusan IPB bisa bekerja
di perusahaan yang memang membutuhkan ahli statistik.
5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Perguruan tinggi ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, 10 Nopember 1957. Usianya relatif muda dibandingkan perguruan-perguruan tinggi negeri terkemuka lainnya. Namun pimpinan ITS malah melihat tingginya semangat para pengajar yang relatif masih muda. “Dari seribu dosen ITS, sekitar 60 persennya berusia 40 hingga 50 tahun dengan gelar Doktor dan Master,” kata rektor Prof. Dr. Mohammad Nuh. Nilai lebih itu mereka tunjukkan
dengan berbagai hasil yang kreatif dan inovatif. Mereka selalu berjaya di kontes robot (maritime challenge) dan pengembangan piranti lunak (software development). Kontes yang digelar setiap tahun ini merupakan upaya ITS memadukan ilmu pengetahuan dengan entertainment. Menurut Mohammad Nuh, institut yang dipimpinnya memang lebih menggenjot ilmu pengetahuan populer. Pendekatan ini dinilai sesuai dengan jiwa anak muda yang senang dengan ilmu populer. Dengan begitu, mahasiswa terpicu untuk mengembangkan diri, karena bidang yang ditekuni memang disukai. “Itu yang membedakan kami dengan kampus-kampus lain,” ujar beliau. Jurusan yang menjadi andalan ITS dan selalu menarik banyak minat diantaranya Teknik Informatika, Elektro, dan industri. Lulusannya, mampu mengisi kebutuhan pasar yang cukup besar. Fakultas Teknologi Kelautan yang terdiri dari Teknik Perkapalan dan Teknik Kelautan menjadi ciri khas sekaligus keunggulan ITS. Sementara fakultas lain di perguruan
tinggi ini secara umum peringkatnya masih berada di bawah perguruan tinggi
negeri lain yang membuka jurusan Teknik, seperti ITB atau UI.
6. Universitas Airlangga (Unair)
Sebuah kabar gembira diterima civitas akademika Universitas Airlangga (Unair), awal Maret lalu. Perguruan tinggi di kota Surabaya itu memenangkan dana hibah kompetitif sebesar US$ 805 ribu (sekitar Rp 7,3
miliar) dari Bank Dunia. Rektor Unair Prof. Dr. Fasich mengatakan, hibah yang mereka peroleh itu menunjukkan kepercayaan lembaga dunia kepada Unair. Universitas itu akan menggunakan dana hibah untuk bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Khususnya untuk mencapai target
menjadi universitas unggulan tahun 2010. Dimana setiap program studi
bakal diperhitungkan di tingkat Asia.
7. Universitas Trisakti
Setiap tahun Fakultas Kedokteran Trisakti tidak pernah sepi peminat. Lebih dari seribu calon mahasiswa bersaing merebut 300 kursi yang tersedia. Menurut Wakil Rektor I Ir. Asri N.I. Adjidarmo MS, jatah 300 kursi itu, 50 diantaranya sudah
dipesan calon mahasiswa dari jiran, Malaysia. “Malaysia meminta lebih tapi
kami hanya bisa memberikan 50 kursi”, kata Asri. Sejak tahun 1998, grafik penerimaan mahasiswa baru di Fakulas Kedokteran, Kedokteran gigi, dan Hukum cenderung meningkat. Asri menduga, gejala itu terkait dengan keberhasilan Trisakti
untuk mencetak lulusan-lulusan berkualitas. Meskipun menurut survey PDAT, Kedokteran Trisaksi menempati peringkat delapan, namun diantara perguruan tinggi swasta peringkat merekalah yang terbaik.
8. Universitas Padjadjaran Bandung
Di usianya yang masuk setengah abad, Universitas Padjadjaran cukup bangga dengan menduduki peringkat papan atas dalam jajaran perguruan tinggi di
tanah air. Hasil riset Majalah SWA tahun 2005, disebutkan Unpad menduduki
peringkat tiga besar. “Artinya Universitas Padjadjaran memiliki posisi yang diminati users dan tidak kalah dibandingkan perguruan tinggi lain di Indonesia,” kata Koordinator Humas Hadi Soeprapto Arifin. Ada beberapa bidang keahlian di Unpad yang paling diminati dalam 10 tahun terakhir. Fakultas Ilmu Komunikasi
jurusan Jurnalistik, Hubungan Masyarakat, dan Manajemen Komunikasi
meraih porsi tertinggi. Sedangkan di Fakultas Ekonomi, porsi itu ditempati
program studi ini, Manajemen, Akuntansi, dan Studi Pembangunan.
9. Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
Sejak 2005, Unika Atma Jaya memperkenalkan sistem penilaian yang disebut Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Dengan satuan kredit ini mahasiswa diwajibkan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di kampus dan paling
sedikit harus mengumpulkan 15 SKP sebagai salah satu syarat kelulusan. “Dalam dunia kerja, ternyata ilmu saja tidak cukup. Kemampuan berkomunikasi, kerjasama
tim, dan leadership, juga sangat menentukan keberhasilan seseorang,” kata rektor Bernadette N. Setiadi, Ph.D.
10. Universitas Diponegoro
Setiap tahun pemerintah Arab Saudi menyediakan “jatah” lowongan 2.000 orang untuk lulusan Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro (Undip). Sayangnya perguruan tinggi negeri kota Semarang ini hanya mampu mengisi sebagain kecil. “Lulusan ilmu keperawatan kami hanya 120 orang setiap tahun. Itu pun tidak semuanya bersedia kerja di Arab Saudi,” kata rektor Prof. Dr. Susilo Wibowo. Secara nasional survey PDAT terhadap program-program studi yang paling diminati, menunjukkan Undip masih menempati posisi lima besar. Sebut saja diantaranya Program Studi Akuntansi, Kedokteran, Sastra Inggris, dan Hukum. Mungkin hanya ini yang dapat penulis paparkan kepada warga HMM yang tercinta, sebagai tambahan wawasan dan informasi tentang universitas- universitas negeri dan swasta unggulan di Indonesia. Sayang, tidak tercantum satupun dari sekian banyak universitas negeri dan swasta yang terdapat di Sumatera Utara.
Bagaimana ini bahhh.....?????